Kamis, 11 Juli 2013

[Berani Cerita #20] Kaset Lama Bapak

Lho? Mana kaset lama Bapak? tuntutku bingung dalam hati. Kaset itu dibuat saat aku diajak jalan-jalan sama Bapak ke studionya tahun 1987. Oh, itu saat terindah dalam hidupku dan kini kaset itu hilang dari laci meja ruang tamu untuk menyimpannya saat sepulangku kerja.
    "Ibu! Kaset kesayanganku dari Bapak mana?" teriakku dari kamar.
    "Hm.. Sepertinya tadi dimainin adek," sahut Ibu di dapur.
    Oh, tidak! Anak itu memainkannya! Pasti kalau pulang, kaset itu sudah hilang entah kemana! Huh! Tanpa ba-bi-bu lagi, aku melempar tas kerjaku ke bangku ruang tamu dan berlari keluar mencari anak itu tanpa bertanya main kemana dia.
***
Sudah dua jam aku mencari adikku tapi nggak ketemu juga. Akhirnya aku menyerah dan pulang ke rumah dengan gontai, masih dengan baju kerja yang sudah berkeringat. Aku berjanji akan memarahinya kalau dia sudah pulang nanti, apalagi tanpa kaset itu!
   Aku terdiam mendengar sebuah lagu yang familiar diputar entah dimana. Suaranya sedikit serak-serak, mungkin disetel di stereo. Tapi suara itu kudengar dari kamar Ibu. Apa Ibu yang menyetelnya? Kudengar suara spatula yang mengoseng-oseng didapur dan bau bawang goreng pun menyengat, pasti Ibu memasak lagi untuk makan malam. Lalu siapa yang menyetel Kaset Bapak?
    Aku pun berjalan perlahan mendekati kamar Ibu. Dan kulihat pemandangan yang jarang kutemui. Adikku, Hendri, dia menulis lirik lagu yang diputar itu di sebuah buku tulis. Sedikit-sedikit dia mempelajari lirik-liriknya. Aku tersenyum. Bukan salah siapa kalau Hendri ingin belajar menyanyi, seperti Almarhum Bapak.. Penyanyi paling hebat yang pernah kutemui, yang kini telah terlupakan.

ƒanny~

Berani Cerita #20

4 komentar:

  1. siapa yaaa penyanyi itu?...

    BalasHapus
  2. wowwww... asik banget udah muncul tulisannya di nomor duapuluh ini.... ^____^...
    wow... penyanyi yang dimulai dari ketekunan.... ^_^
    tulisannya padat dan ringan... menarik ^_^d

    BalasHapus
  3. Jalan ceritanya bagus! Pemicunya juga dapet... Tinggal eksekusi akhirnya aja yg musti digebrak lagi! Hehe..

    BalasHapus
  4. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya ya? Si adek mewarisi bakat seni bapaknya.. :)

    BalasHapus